HemaBook Bab 9: Bagaimana Perubahan Jumlah Eosinofil pada Pasien COVID-19?

Mindray 2021-05-25

gln28-s0@pc

Apakah terapi antikoagulan profilaksis merupakan suatu pengobatan umum bagi dokter untuk menangani kejadian trombotik pada COVID-19?

 

Apakah ada hubungan antara jumlah eosinofil dan pemantauan antikoagulan pada pasien COVID-19?

 

 

Peristiwa trombotik pada pasien COVID-19

Trombosis telah muncul sebagai suatu komplikasi yang penting di antara pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. Keadaan protrombotik yang disebabkan oleh SARS-Cov-2 bisa bermanifestasi dalam tromboemboli vena (VTE), trombosis arteri, dan koagulasi intravena diseminata (DIC).[1]

 

Dalam 28 studi yang mencakup 2.928 pasien, komplikasi trombotik terjadi pada 34% pasien ICU, trombosis vena dalam (DVT) dilaporkan pada 16,1% pasien, dan emboli paru pada 12,6% pasien, dan dikaitkan dengan tingkat kematian yang tinggi.[2]

gln28-s1
Gambar 1. Kemungkinan komplikasi trombotik vena dan arteri yang terkait dengan COVID-19.[1]

Pengobatan antitrombotik heparin dengan berat molekul yang rendah pada pasien COVID-19

Heparin dengan berat molekul yang rendah (LMWH) dan heparin tidak terpecah (UFH) direkomendasikan oleh International Society for Thrombosis on Hemostasis (ISTH), American Society of Hematology (ASH) untuk pengobatan kejadian trombotik yang terkait dengan infeksi SARS-CoV-2. Secara khusus, LMWH memiliki efek antitrombotik yang lebih kuat daripada UFH.

 

 

Pemantauan dosis LMWH

LMWH terutama bekerja pada faktor Xa. Untuk alasan ini, aktivitas LMWH dipantau dengan menggunakan tingkat aktivitas antifaktor Xa serum (AFXa) daripada Waktu Tromboplastin Parsial (aPTT) yang diaktifkan (Gambar 2).[3]

gln28-s2
Gambar 2. Mekanisme antitrombotik LMWH.[3]

Enoxaparin merupakan salah satu LMWH yang terpenting. Kadar AFXa mencapai puncaknya dalam jangka waktu 3-5 jam setelah pemberian dosis. Kadar AFXa di bawah 0,2 IU/mL bisa meningkatkan risiko VTE pada pasien COVID-19, karena hiperkoagulabilitas.[4]

gln28-s3
Gambar 3. Variasi AFXa dari waktu ke waktu untuk setiap dosis enoxaparin.[4]

Jumlah eosinofil dalam pengobatan antitrombotik untuk pasien COVID-19

Dr. Selma Ari menemukan adanya peningkatan jumlah eosinofil yang terkait dengan tingkat antikoagulasi subprofilaksis pada pasien COVID-19.[5]

 

Dalam hasil laboratorium, hanya jumlah eosinofil dan AFXa yang berbeda secara signifikan antara kelompok antikoagulan subprofilaksis dan kelompok antikoagulan profilaksis ketika pasien diterima untuk dirawat di rumah sakit (Tabel 1).[5]

gln28-s4
Parameter dengan nilai p<0,05 ditulis dalam huruf cetak miring

Analisis laboratorium yang dikumpulkan sebelum pasien diperbolehkan pulang menunjukkan bahwa jumlah eosinofil pada kelompok antikoagulasi subprofilaksis lebih tinggi daripada kelompok antikoagulasi profilaksis, sedangkan AFXa lebih rendah pada kelompok antikoagulasi subprofilaksis (Tabel 2).[5]

gln28-s5
Parameter dengan nilai p<0,05 ditulis dalam huruf cetak miring

Eosinofil dan trombosis

Eosinofil menginduksi agregasi trombosit dan pembentukan trombus melalui produksi protein dasar utama (MBP) dan eosinofil peroksidase (EPX).[6]

gln28-s6-1
Gambar 4. Eosinofil menginduksi agregasi trombosit.

Enzim yang dilepaskan dari eosinofil (peroksidase, protein kationik, dan neurotoksin) bisa menurunkan aktivitas antikoagulan heparin.[7]

gln28-s6-2
Gambar 5. SF Cube pada Mindray BC-6800

Dalam studi ini, pada kelompok antikoagulan subprofilaksis, kadar eosinofil yang tinggi memiliki tingkat aktivitas antikoagulan yang lebih rendah pada pasien COVID-19. Jumlah eosinofil diperiksa dengan penganalisis hematologi otomatis Mindray BC-6800. Teknologi analisis SF Cube-nya bisa menghasilkan diagram sebaran tiga dimensi yang bisa membantu para dokter untuk mengidentifikasi dan membedakan populasi sel darah secara lebih baik, khususnya untuk mengungkap populasi sel abnormal yang tidak terdeteksi oleh teknik lainnya. Saat ini, sejumlah besar parameter pada BC-6800 bisa digunakan dalam diagnosis klinis dan penelitian ilmiah. Oleh karena itu, para dokter dipersilakan untuk melakukan lebih banyak studi tentang COVID-19 pada Mindray BC-6200/BC-6800/BC-6800Plus/CAL 6000/CAL 8000.

Referensi:

[1] Godoy, L. C., Goligher, E. C., Lawler, P. R., Slutsky, A. S. & Zarychanski, R. Anticipating and managing coagulopathy and thrombotic manifestations of severe COVID-19. CMAJ 192, E1156-E1161, doi:10.1503/cmaj.201240 (2020).
[2] Jenner, W. J. et al. Thrombotic complications in 2928 patients with COVID-19 treated in intensive care: a systematic review. J Thromb Thrombolysis, doi:10.1007/s11239-021-02394-7 (2021).
[3] Lai, S. & Coppola, B. Use of enoxaparin in end-stage renal disease. Kidney Int 84, 433-436, doi:10.1038/ki.2013.163 (2013).
[4] Robinson, S. et al. Enoxaparin, effective dosage for intensive care patients: double-blinded, randomised clinical trial. Crit Care 14, R41, doi:10.1186/cc8924 (2010).
[5] Ari, S. et al. Elevated eosinophil count is related with lower anti-factor Xa activity in COVID-19 patients. J Hematop, 1-10, doi:10.1007/s12308-020-00419-3 (2020).
[6] Varricchi, G. et al. Reslizumab and Eosinophilic Asthma: One Step Closer to Precision Medicine? Front Immunol 8, 242, doi:10.3389/fimmu.2017.00242 (2017).
[7] Ames, P. R., Aloj, G. & Gentile, F. Eosinophilia and thrombosis in parasitic diseases: an overview. Clin Appl Thromb Hemost 17, 33-38, doi:10.1177/1076029609348314 (2011).